KEKUATAN ILMU MELEBIHI SENJATA
Ibnu Abbas berkata: “Pendapat kalian,
bahwa Ali telah menyerahkan keputusan hukum kepada seseorang, padahal orang
tidak punya peran menghukumi dalam hukum ALLOH”, maka sesungguhnya aku
mendengar ALLOH berfirman dalam al-Qur’an:
“Hal itu akan dihukum oleh dua orang
yang adil di antara kalian.”
Hal tersebut berkaitan dengan harga
buruan kelinci dan sesamanya, yaitu seharga ¼ Dirham. ALLOH menyerahkan hukum
hal tersebut kepada orang-orang yang adil. Seandainya ALLOH menghendaki, pasti
ALLOH menghukumi sendiri. Allah juga berfirman:
"وَإِنْ
خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوْا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ
أَهْلِهَا".
“Dan jika kamu khawatirkan ada
persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga
laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan.” (QS al-Nisa’ : 35).
Apakah aku dapat menjelaskan hujjah
tentang keganjilan dalam persoalan pertama tadi?”
Kaum Khawarij berkata: “Iya.”
Ibnu Abbas berkata: “Adapun perkataan
kalian, Ali telah memerangi tetapi tidak menawan musuhnya dan tidak menjadikan
harta mereka sebagai rampasan, maka sesungguhnya Ali telah memerangi Aisyah,
Ibu kalian. ALLOH telah berfirman:
" وَأَزْوَاجُهُ
أُمَّهَاتُهُمْ".
“Istri-istri Nabi adalah ibu-ibu
mereka (kaum beriman).”
Apabila kalian berasumsi bahwa ia
bukan ibu kalian, berarti kalian telah kafir. Kalau kalian berasumsi bahwa ia
ibu kalian, maka jelas tidak halal menjadikannya sebagai tawanan. Jadi kalian
berada antara dua pilihan yang menyesatkan.
Apakah aku dapat menjelaskan
keganjilan ini?”
Kaum Khawarij menjawab: “Iya.”
Ibnu Abbas berkata: “Adapun perkataan
kalian, bahwa: “Ali telah menghapus gelarnya sebagai Amirul Mukminin, kalau ia
bukan Amirul Mukminin, berarti Amirul Kafirin”, Sesungguhnya aku akan menjelaskan
kepada kalian tentang seseorang yang kalian pasti menerimanya.
Aku melihat
kalian akan melarangnya.
Tidakkah kalian tahu, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Hudaibiyah, ketika terjadi
penulisan perjanjian antara baginda dengan Suhail bin Amr. Lalu baginda
bersabda: “Wahai Ali, tulislah: Ini adalah apa yang menjadi perdamaian antara
Muhammad Rasulullah dengan Suhail bin Amr.”
Lalu orang-orang Musyrik berkata:
“Seandainya kami tahu bahwa engkau Rasulullah, kami tidak akan memerangimu,
akan tetapi tulislah namamu dan nama ayahmu.” Lalu baginda bersabda: “Ya ALLOH,
sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku adalah Rasul-Mu.”
Kemudian baginda mengambil lembaran
tersebut, lalu menghapus gelar Rasulullah dengan tangannya, kemudian bersabda: “Wahai
Ali, tulislah: “Ini adalah apa yang menjadi perdamaian antara Muhammad bin
Abdullah dan Suhail bin Amr.” Demi ALLOH, penghapusan gelar tersebut tidak
mengerluakan baginda dari kenabian.
Apakah aku dapat menjelaskan
keganjilan kalian?”
Kaum Khawarij menjawab: “Iya”.
Kemudian setelah kemenangan Ibnu
Abbas dalam perdebatan tersebut, 1/3 dari kaum Khawarij bertaubat dan kembali
ke dalam barisan Ahlussunnah Wal-Jamaah yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib
karramallaahu wajhah.
Dengan kekuatan ilmunya, Ibnu Abbasberhasil merontokkan kekuatan tentara Khawarij, dimana 1/3 dari mereka telah
bertaubat dan kembali kepada Ahlussunnah Wal-Jamaah.
****Baca Juga: KH. Maimoen Zubair: Uniknya Arti Hari Menurut Filsafat Jawa
0 Komentar untuk "KH. Maimun Zubair: "KEKUATAN ILMU MELEBIHI SENJATA..." (Part 2)"